December 29, 2012

Dieng part 2


Lanjutan daei Dieng part 1.

Yaa, Dieng memang sangat terkenal akan sunrise nya. Hanya aku dan Rendy yang menyanggupi untuk bangun jam 4 pagi dan tracking ke gunung yang katanya sih tertinggi ke 2 disitu. 

Tanpa persiapan akhirnya aku, Rendy dan guide yang kita panggil dengan nama Mas Ipung (kalau Mas Ipung sih udah pasti siap-siap) pergi menuju Gunung Pakuaja. 
 
Sesampainya di sebuah perkebunan atau persawahan atau apalah itu disebutnya, Mas Ipung menunjuk ke satu titik tertinggi dimana kita akan berdiri disitu dan menyaksikan Sunrise. 
 
"What? The highest one? For sure? I just wanna to give up, but okay i do this for him" cuma itu yang ada dipikiran aku.
 
Tanjakan pertama puku 4.30 pagi banget, okee cuma segini aja. 'srettt' mulai naikin seleting jaket karena suhu mulai merendah ke 10derajat.
 
Tanjakan demi tanjakan, tangan mulai kedinginan karena aku mencoba untuk mencari pegangan disaat nanjak. Hidung udah mulai membeku. 

Gak lama kemudian. Oke ini bener - bener lemes. Mas Ipung menyarankan untuk istirahat sebentar. Napas udah mulai pendek dan terdengar ngoss-ngossan. 

"Ayoo, kamu pasti bisa koo. Sebentar lagi kan" 

Okee lanjut jalan, semangat udah mulai ngumpul setelah di kasih air minum dari Mas Ipung. 

Finally sampe di titik pertama. "Gak bisa ya kalau kita liat sunrise nya dari sini aja?" aku udah mulai putus asa. Kalau kata Mas Ipung dari titik pertama ini kita gak bakal bisa liat Sunrise karena ketutupan sama dua bukit. Oh okee. 

"Ayoo dong, pasti bisa ko" 

Perut mulai mual entah kenapa. Kuping sakit karena posisi kita yang semakin tinggi. Tangan pucet udah mucul ruam merah.

Kalian harus tau apa yang ada didalam pikiran aku. "Mati deh aku nih, mati deh nih, yaallah banyak dosa lagi nih". 

15menitan nge daki. Gantian si Rendy yang mulai putus asa. Dia udah mualai ngerasa mual juga. Mungkin karena kita ga sarapan dulu kali yaa. Dia udah mulai 'howekkkk' 'howeekk' gitu, entah deh bahasaanya apa.

Setelah perjuangan kita, finally. Kita ada di puncak gunung. Tepat pukul 5.30. Pas banget Sunrise udah mau muncul. Akhirnya selonjorannn. 

Wow, indah bangett mataharinya. Walaupun memang disaat kita ngedaki itu kabut lagi tebal-tebalnya tapi tetep aja Sunrise nya indah banget. Tuhan tuh memang pencipta segala yaa.

Okee suhu udah mencapai minus sekian kalau kata Mas Ipung. Angin nya kenceng dingin parah. 

Tapi rasa capenya tuh mendadak ilang setelah kita bisa ngeliat Sunrise. 

Sekitar jam setengah 8 kita mulai menuruni gunung untuk balik ke tempat awal yang ternyata memang benar - benar rendah dan jauh banget dari bukit ini. 

To be continued Dieng part 3.


December 28, 2012

Dieng part 1

Bertepatan dengan libur kejepit natal dan tahun baru. Aku memutuskan untung menjelajahi sebuah tempat baru.


Daerah mana? Depok? Jakarta? Ohh Bandung? 


Kali ini memang cukup ekstrim. Pegunungan Dieng yang terletak di Wonosobo.


For real, kita baru merencanakan perjalanan ini kira kira kurang dari 24 jam. Hahahhaha.


Tepat tanggal 28 Desember yang jatuh pada hari Jumat, pulang daari kantor langsung lah kita menuju ke sebuah terminal yang aku lupa namanya. Jatinegara atau pasar minggu ya lupa. Pokonya kalau naik Busway itu setelah halte Pasar Rebo.


Setelah masuk ke terminal tentunya kita gak langsung ke tujuan. Bukannya jalan - jalan dulu, lebih tepatnya kita bingung bus yang ke Wonosobo itu adanya dimana. Alhasil kita cuma ngikutin gerombolan orang yang juga pake tas backpack. Okee ternyaata mereka keluar terminal. Muterlah lagi kita kedalem, nanya-nanya dan oke we found it. 

Terminal antar kota. Mauk - masuk sudah banyak aja yang nanya, "Mau kemana mba? mas?" gila ya perhatian banget orang Indonesia.

Sayangnya bus yang ke Wonosobo sudah berangkat dari jam 5 sore. Akhirnya kita menggunakan bus tambahan ke Purwokerto.Rada akward sih setelah ngeliat harga tiketnya. Rp 110.000 tapi yasudah lah ga ada bus lainnya lagi.

Cukup lama perjalanan yang kita tempuh. Kita berangkat sekitar jam 22.00 dan sampe Purwokerto sekitar jam 12.00 . Nah dari Purwokerto kita sambung perjalanan lagi menggunakan minibus dengan tiket seharga Rp 20.000 . Kalau kalian baru pertama kali ke Dieng, jangan lupa untuk ngomong ke kenek nya kalian mau turun di tempat yang ada bus menuju Dieng nya yaa. 

Nah sesampainya di pertigaan kita melanjutkan lagi perjalanan menggunakan minu bus berwarna merah yang langsung menuju Dieng dengan membayar sebesar Rp 8.000

Finally kita sampai ke Dieng sekitar jam 14.30. Perut keroncongan dan akhirnya kita memutuskan untuk makan di dekat Villa Bu Djono.

Lanjut ke perburuan tempat untuk nyelonjorin kaki. Yes, a homstay. We mus to take a rest, a lot.

Berawal dari Villa Bu Djono yang paling terkenal karena merupakan homestay yang paling sering diceritakan oleh para blogger. Dan oke ternyata penginapannya ga terlalu comfort buat aku. Dengan biaya Rp 150.000 untuk kamar shared berdua dan kamar mandi luar dan kamarnya tuh terlalu sempit.

Next. Ke penginapan sebelahnya yaitu Dieng Plateau Homestay. Sama aja dengan Villa Bu Djono, tempatnya ga terlalu comfort. 

Next kita jalan terus udah nanya ke dua homestay yang ternyata udah penuh dan akhirnya kita nemuin sebuah penginapan bernama Hotel Asri. Setelah kita nanya harganya memang relatif sama, tapi untuk harga Rp 140.000 kita udah bisa mendapatkan kamar yang nyaman dan kamar mandi dalam. Tapii, yaa coba deh liat yang lain.

Setelah jalan dan nanya - nanya ke beberapa homestay yaa ternyata mereka malah menyarankan kita ke Hotel Asri. 

Yaudah lah udah cape, untuk satu malem ini doang yakan. Akhirnya kita balik ke Hotel Asri, udah mau check in taunyaaa. "Mas kalo yang itu beda ya?". "Ohh iya itu yang kamar mandi luar, semalemnya Rp 80.000". Wow oke kita langsung minta untuk melihat kamarnya. Comfortable banget ko, dengan bambu - bambu sebagai dindingnya dan masih keliatan kaya penginapan baru dibangun.

Fix. Kita nginep di Hotel Asri.

Buat planning di hari esok akhirnya kita memutuskan untuk meminta jasa seorang guide dengan biaya Rp 150.000 plus motor yang bisa dibawa selama 12jam.

To be continued to Dieng part 2.

December 19, 2012

Is She Divorce?





Liat - liat timeline di Twitter mendadak ngeliat tweet dari Detik.com kalau ternyata Zooey telah menggugat cerai suaminya yang bernama Ben.

Satu hal yang membuat aku kaget dari artikel Detik.com ini adalah umur si Zooey. Aku baru tau kalau dia berumur 32 tahun. Very youthful face!

Dan ini lah alasan yang udah aku kutip dari Detik.com:

"Apa yang menyebabkan Zooey dan Ben bercerai? Dalam sidang, pengadilan tidak memiliki penjelasan mengenai detail penyebab keretakan rumah tangga keduanya. Hanya saja dalam surat gugatan disebutkan pernikahan mereka tidak dapat diperbaiki meski sudah meminta bantuan konselor maupun meditasi..."

Ternyata Zooey Deschanel itu cepat banget loh move on nyaaa. Buktinya saja dia udah dapet penggatinya. Who is the man?
 Yup, Jamie Linden. The scriptwriter.

Well, Wish the best for you Zooey. 

"WORK4YOUTH"

Ini dia lomba yang aku tunggu.

Check this out! 


Are you new to photography or already an established photographer? No problem! We want to see your photos! 

Here is YOUR opportunity to capture youth employment issues and highlight the challenges young women and men face in the work place, as well as their resilience and innovation for overcoming the challenges. 

In a creative and original way your photo(s) should capture youth at work (different places and conditions) and highlight employment challenges and resilience. Issues related to the themes of: poor working conditions; gender barriers; discrimination; informality; entrepreneurship; working poverty; migration; precarious work; rural economy, among others, are welcomed. Look around you! 

Among the aspects sought from the photos are reflections of:
  • Enthralling, enlightening and edifying moments of young workers/ job seekers; 
  • Indiscernible and hidden moments that provide insights into young workers/jobseekers’ experiences in the labour market; 
  • Uplifting, contagious enthusiasm and inimitable energy of young job seekers/ workers; 
  • Visions and expectations of young people. 
  • You are allowed to submit up to a maximum of 5 photos. Submissions must be in by 12:00 midnight (Europe Central Time) of 15 April 2013. Entries submitted after this date won’t be considered. 
  • To enter you must be aged 18 years or older and be a resident in the eligible countries. Please see country eligibility list http://www.ilo.org/public/english/standards/relm/country.htm; 
The ILO Youth Employment Programme is launching a photo contest focusing on young people at work. The photo contest has been organized in partnership with the ILO Decent Work Technical Support Team and Country Office for Central and Eastern Europe in Budapest, and financed by The MasterCard Foundation.

The objective of the contest is to highlight the challenges young people face in the workplace, as well as innovative ideas to address them. Photos submitted by participants should capture youth at work (in different places and under various conditions) in a creative and original manner. Photographers are invited to focus specifically on working conditions, gender barriers, discrimination, informality, entrepreneurship, working poverty, migration, precarious work, and the rural economy, among others. 

A jury will award a total of five prizes in two categories:
Global: A selection made from all photo entries
1) Best photo: USD 1000
2) Second best photo: USD 500
3) Youth prize (entries of persons aged 18-29 years): USD 800

Regional: A selection made from photo entries from the Central and Eastern Europe (CEE) region
4) CEE best photo: USD 1000
5) CEE youth prize (entries of persons aged 18-29 years): USD 800

The winning photos will be displayed in an online photo exhibition.

Participants are invited to submit up to a maximum of five photos per person by no later than 15 April 2013 at 23:59 (European Central Time) with the Official Entry Form. Submissions from all around the world are welcome. 

Terms and conditions
  • A maximum of 5 photos may be submitted by a photographer; 
  • Photographers must be the sole author of the entries and hold all intellectual property rights to them; 
  • To participate in the contest, photographers must be aged 18 years or older and residing in the eligible countries. Please see country eligibility listhttp://www.ilo.org/public/english/standards/relm/country.htm; 
  • To enter the contest – ALL entries must include the OFFICIAL ENRTRY FORM and must submit photos via email to ilophotocontest@gmail.com stating full name, age, sex and country; 
  • • The photographers must have received permission in writing from the subject(s) in the photos agreeing to the terms and conditions of the “WORK4YOUTH” photo contest; 
  • Photos must be submitted with a title, date shot, location and caption.
  • Entries will only be accepted in digital format and must not be digitally enhanced or manipulated in any way; 
  • Image files should be 10 megabytes or smaller, must be in JPEG or .jpg format, and must be at least 1,600 pixels wide (if a horizontal image) or 1,600 pixels tall (if a vertical image);
  • Photos that have won awards in other photographic contests will not be considered; 
  • Photos that have been published will not be considered; 
  • Photos must be sent by 23:59 Midnight (Europe Central Time) of 15 April 2013;
  • Employees of the ILO are not eligible to participate in the contest; 
  • When entering the photo contest photographers agree to the terms and conditions. Legal matters 
  • The participants grant the International Labour Organization (ILO), its partners and other UN agencies as well as other persons or entities authorized by the ILO, a free of charge, non exclusive, irrevocable, transferable, perpetual, worldwide license to use the copyright, related rights or any other intellectual property rights that have arisen by law or will arise by law in the prepared and submitted photos. The ILO is entitled to publish the photos, but has no obligation to do so. The ILO accepts no responsibility for technical or other disturbances that may impede the submission of your photo(s). By submitting your photo(s), you accept these Entry Rules and Conditions. The ILO expressly reserves the right to exclude photos if participants breach these Entry Rules and Conditions or in case of a corresponding cause or suspicion.

Here is how you can submit your PHOTOS
  • You must send your photo(s) via email to ilophotocontest@gmail.com
  • When sending photos, YOU MUST insert your age and country of residency in the SUBJECT BOX. Photo(s) will NOT be accepted if this information is not provide in the subject box; 
  • You must fill out and submit the OFFICIAL ENTRY FORM and agree to the terms and conditions of the photo contest (see below); 
  • Each photo should include the following information: Title, date shot, location, caption (maximum 100 words) explaining what the picture portrays. Judging 

A panel of judges will evaluate photos based on:
  • Relevance to the objective of the contest; 
  • Photo composition/lighting; 
  • Originality; 
  • Caption; 3 Exhibition 
  • The winning photos and other outstanding photographs will be selected for an online exhibition on the ILO website; 
  • After judging, all photographers whose work is selected for the on-line exhibition will be notified. 

A picture says a thousand words. Be visible! Let this contest be a fruitful one!
(Informasi di atas adalah hasil coppy paste dari ifupdate.com )

December 09, 2012

Anomali Coffe vs Tjikini

Sebagai pecinta kopi, aku suka sekali untuk mencoba tempat-tempat yang mengaku sebagai leluhurnya kopi. 

Nah ada dua tempat yang menurut aku memang cocok untuk disebut sebagai leluhurnya kopi, karena disana memang menyediakan banyak sekali variant kopi.

Anomali Coffe dan Tjikini. Menurut kalian mana yang lebih enak ?

Pertama - tama kita akan membandingkan kenyamanan tempatnya. 

Tampak depan Tjikini
Tampak depan Anomali Coffee


Nah coba menurut kalian dari luar mana yang lebih menarik?
  
Belum bisa menentukan? Oke coba kita tengok bagian dalam nya yaaaa,

Ini Anomali Coffe di lantai 1 nyaa

Nah yang ini lantai 2 outdoor nyaaa
Nah ini kedai Tjikini bagian dalamnyaa


Masih belum bisa nentuin mana yang lebih menarik ? 

Nah mari kita ulas kenikmatan kopi ini. 

Salah satu takaran aku untuk menilai mana kedai kopi yang memiliki rasa kopi lebih menarik adalah dengan cara menikmati Hazelnut Coffee.

Kenapa Hazelnut Coffee. Karena Hazelnut Cooffe merupakan salah satu favorit aku.

Untungnya Anomali Coffee dan Tjikini memiliki kopi favorit aku ini. 

Dimalai dari rasa Hazelnut Coffee di Tjikini. Rasa Hazelnutnya disini sangat terasa, ga terlalu manis tapi rasa Hazelnut yang unik masih terasa dengan jelas. 

Beda dengan rasa Hazelnut Coffee di Anomali Coffee, kenapa beda? Yaa rasa Hazelnut yang seharusnya seimbang di komposisi kopinya hilang ga berasa. Rasa kopinya lebih terasa.

Soo, untuk rasa memang Tjikini lah yang menang ( It's my own opinion ).

Nah menurut aku hasil akhirnya adalah Tjikini lah yang mempunyai rasa yang lebih-lebih megang dibanding Anomali Coffee. Tapi, soal tempat, Anomali Coffee lah yang menang.

Buat kalian yang penasaran langsung aja dateng.


Anomali Coffee Setiabudi
Setiabudi One Building Level 1, Kuningan
Jakarta Selatan
ph: +62 21 5229 228


Anomali Coffee Senopati
Jl. Senopati No. 35, Kebayoran Baru
Jakarta
ph: +62 21 5292 0102


Anomali Coffee Kemang
Jl. Kemang Raya 72 unit G,  Kemang
Jakarta Selatan

Kedai Tjikini
Jalan Raya Cikini 17, Jakarta


And share your story here.